Dalam dunia pendidikan sering disebut-sebut pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, tetapi dalam pembelajaran itu sendiri inovatiflah yang masih perlu dikembangkan. Inovatif itu sendiri yaitu suatu penemuan sesuatu hal sekecil apapun yang berbeda dari yang
sudah ada,ataupun melengkapi / menyempurnakan dari yang sudah ada
walaupun masih mengandung unsur yang sama. Dalam sistem pembelajaran
yang harus diperbaharui adalah metode pengajarannya. Pembelajaran dengan
menggunakan metode mengajar yang sudah ada seperti metode inkuiri atau
metode pengajaran unit itu masih belum bias dikatakan pengajaran yang
inovatif, tapi melaksanakan metode yang sudah ada. Bisa dikatakan metode
tersebut inovatif jika ada hal yang berubah sedikit saja
dalam pelaksanaannya. Memang metode tersebut sangat baik digunakan dalam
pembelajaran, tetapi dalam pembelajaran yang inovatif penyesuaian
dengan perkembangan peserta didik lebih diutamakan, karena perkembangan
zaman yang terus berubah-ubah, tidak harus tetap pada sesuatu yang telah
dibuat pada masa lalu.
Guru
sesungguhnya telah mafhum apa yang dikemukakan oleh Vernon A.magnesen
“kita belajar berdasarkan 10 % dari apa yang kita baca, 20 % dari apa
yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita
lihat dan dengar, 70 % dari apa yang kita katakan, dan 90 % dari apa
yang kita katakan dan lakukan”. Oleh sebab itu tidak bisa ditunda lagi
guru harus dapat melaksanakan pembelajaran mengarah kepada pembelajaran
aktif (active learning) dan berorientasi pada siswa (student centre).
Guru yang inovatif, mereka harus mampu membuat metode yang lebih aktual
dan sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan peserta didik pada
masa sekarang dan yang akan datang. Tuntutan seperti itulah yang
menjadi pedoman untuk mengembangkan kemampuan setiap individu seorang
guru.
Akhir
– akhir ini sering didengar pembelajaran “paper list” yaitu
pembelajaran tanpa menggunakan buku, namun pembelajaran seperti ini
lebih efektif dan efisien apabila yang melaksanakan bagi siswa
SLTP,SLTA,dan Perguruan Tinggi. Penggunaan metode ini yaitu dengan
menggunakan media elektronik seperti computer, laptop, notebook, atau
yang sejenisnya, karena pengguanaan media seperti itu lebih menghemat
biaya daripada menggunakan buku yang lebih banyak pengeluarannya setiap
tahun,setiap bulan, bahkan setiap minggunya. Namun ada juga Kendala
apabila metode ini digunakan, seperti halnya bagi peserta didik yang
orangtuanya masih terkendala dengan masalah ekonomi. Mereka belum mampu
untuk melaksanakannya. Karena dalam inovasi tidak harus memerlukan biaya
yang besar.
Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/23/inovasi-pembelajaran/